HealthKesehatanSamarinda

Virus HMPV Terdeteksi di Indonesia, Dinkes Kaltim: Tak Bahaya Tapi Tetap Waspada

231
×

Virus HMPV Terdeteksi di Indonesia, Dinkes Kaltim: Tak Bahaya Tapi Tetap Waspada

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi virus HMPV. (Ist.)

Timeskaltim.com, Samarinda – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim), Jaya Mualimin, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang telah terdeteksi di Indonesia.

Bukan virus baru, virus HMPV pertama kali diidentifikasi pada 2001 silam, sehingga bisa dipastikan pada tubuh individu telah terbangun antibodi atau imunitas di dalam tubuh untuk merespon virus tersebut.

Virus ini tidak mengalami mutasi seperti Covid-19 dan dipastikan tidak akan menjadi pandemi, sehingga dianggap seperti virus influenza biasa. Tetapi, penyebarannya masih menjadi perhatian.

“Tidak bahaya, tidak menimbulkan kematian, dari Kementerian menganggap ini flu biasa, tetapi harus waspada, karena wabahnya sudah ada di dua negara,” ungkap Jaya Mualimin saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (7/1/2025).

Kendati demikian, virus HMPV menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan, terutama pada anak-anak, lansia, maupun pada individu dengan daya tahan tubuh lemah.

Dirinya juga menyampaikan, meskipun hingga saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Kalimantan Timur, pihaknya akan terus memperkuat pengawasan dan terus melakukan pemantauan terhadap kasus ini.

“Kalau memang ada nanti kita lakukan pemeriksaan laboratorium, kalau di lab ditemukan virus HMPC tentu kita akan sampaikan jika sudah muncul, intinya jangan panik,” terangnya.

Menurutnya, HMPV memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, pilek, hingga sakit tenggorokan. Penularannya melalui droplet dari batuk atau bersin, serta kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi.

Oleh sebab itu, ia menginstruksikan kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

“Tidak ada terapi khusus seperti vaksin, sama seperti flu biasa, jika itu karena bakteri maka diberikan antibiotik, jika karena virus cukup minum vitamin dan makan-makanan bergizi, atau dengan berolahraga ringan,” papar Jaya.

Berdasarkan pemantauannya, ia juga mengatakan jika di bandara-bandara internasional belum ada melakukan pembatasan bepergian, namun saat ini telah dilakukan screening pemeriksaan suhu tubuh.

“Artinya pemerintah tidak menganggap ini pandemi, tidak menjadi masalah, cukup dengan menjaga kebersihan dan menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya. (Bey)

error: Content is protected !!