Timeskaltim.com, Samarinda – Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar kunjungan lapangan untuk memonitor progres pembangunan Gedung Pandurata RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) pada Rabu (8/1/2025).
Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Abdulloh, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memantau progres pembangunan fisik sekaligus mengevaluasi penggunaan anggaran proyek tersebut.
“Pembangunan Gedung Pandurata ini dibagi menjadi tiga tahap. Saat ini sudah memasuki tahap kedua,” ujar Abdulloh kepada Timeskaltim.com.
Namun, ia mengakui terdapat keterlambatan pada pengerjaan tahap kedua. Meski begitu, pihak pelaksana proyek berkomitmen untuk menyelesaikan pengerjaan dalam waktu 50 hari, bahkan berupaya memaksimalkan penyelesaian dalam 30 hari dengan risiko dikenakan denda harian jika terjadi keterlambatan.
“Berdasarkan perencanaan mereka tadi, dengan menambah tenaga kerja dan jam kerja, saya optimis pengerjaan dapat selesai dalam tenggat waktu yang ditentukan,” tambahnya.
Kendala dan Risiko Pembangunan
Abdulloh menyoroti kendala dalam sistem pelaksanaan pembangunan yang dilakukan secara bertahap akibat kontrak tahunan.
Ia menyebut, sistem kontrak multi-tahun (MYC) sebenarnya lebih ideal, namun tidak dapat diterapkan karena masa jabatan gubernur sebelumnya yang hanya tiga tahun.
“Karena anggaranya telah dialokasikan dan memungkinkan hanya kontrak tunggal, sehingga pengerjaanya juga di penggal-penggal,” jelasnya,
Abdulloh berharap tahap selanjutnya tetap dilanjutkan oleh pihak yang sama, yaitu Dinas Cipta Karya, agar tidak terjadi kendala yang tidak diharapkan.
“Kami berharap tahap selanjutnya bisa dilanjut oleh Dinas Cipta Karya. Agar tidak seperti pom bensin apa-apa diulang dari nol lagi,” tegasnya.
Kendala Teknis di Lapangan
Kabid Cipta Karya, Rahmad Hidayat, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, menyampaikan bahwa meskipun pengerjaan tahap kedua mengalami keterlambatan, pihaknya berkomitmen proses pengerjaan tahap berikutnya akan lebih masif dilakukan.
Ia juga menjelaskan bahwa pembangunan Gedung Pandurata menghadapi tantangan khusus karena lokasinya yang berdampingan langsung dengan ruang operasional RSUD AWS.
Hal ini mengharuskan pengerjaan dilakukan dengan meminimalkan kebisingan dan polusi udara, serta membatasi jalur keluar masuk kendaraan berat.
“Truk mixer dan mobil molen hanya bisa beroperasi pada malam hari. Kalau siang dilarang warga sini untuk lewat. Namun, alhamdulillah, hingga kini semua berjalan dengan baik,” ujar Rahmad.
Rahmad menambahkan, tahap pertama pembangunan mencakup pondasi hingga struktur, tahap kedua meliputi pekerjaan arsitektur serta mekanikal dan elektrikal, sementara tahap ketiga akan fokus pada penyelesaian arsitektur dan finishing.
Telan Anggaran Rp380 Miliar
Sebagai informasi, pembangunan Gedung Pandurata menelan anggaran sebesar Rp380 miliar.
Tahap pertama dimulai pada 2023 dengan anggaran Rp110 miliar, tahap kedua pada 2024 sebesar Rp140 miliar, dan tahap ketiga akan dilanjutkan pada Maret hingga Desember 2025 dengan anggaran Rp124 miliar. (Has/Bey)