BalikpapanDaerah

Banyak Korban Ex-Lubang tambang, PMII Geruduk Mako Polda Kaltim

802
×

Banyak Korban Ex-Lubang tambang, PMII Geruduk Mako Polda Kaltim

Sebarkan artikel ini
Suasana Masa Aksi PMII Kaltim

Timeskaltim.Com, Balikpapan – Demonstrasi kembali di lakukan organisasi mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di depan Markas Komando Kepala Polisi Daerah Kalimantan Timur (Mako Polda Kaltim) pada Kamis 16 Mei 2024.

Para demonstran ini tergabung di bawa Koordinator Cabang Kalimantan Timur (PKC) PMII. M Said Abdilah selaku Koordinator Lapangan (korlap) mengatakan kepada wartawan
Sebanyak ratusan orang ikut turun dalam aksi solidaritas korban lubang tambang di kalimantan timur.

“Aksi ini di hadiri sahabat sahabat pmii di bawah PKC PMII kaltim, ada dari Samarinda, Kutai Karta Negara, Penajam Paser Utara, Paser, dan Balikpapan, sekitar 100 orang” Ungkapnya.

Demonstran menuntut untuk Polda Kaltim segera melakukan penegakan hukum terhadap pengusaha tambang ilegal yang meninggalkan kubangan besar dan bahkan membantai 47 nyawa anak muda di wilayah Kalimantan Timur.

Menyambung pernyataan tersebut korlap demonstran mengatakan bahwa tujuan para demonstran ini bentuk ekspresi belasungkawa terhadap korban meninggal dunia di lubang tambang yang tidak di reklamasi.

“Kami turun(melakukan demonstrasi)hari ini bentuk atensi aparat penegak hukum agar segera melakukan tindakan hukum kepada pelanggaran para mafia tambang di Kalimantan” terangnya.

“PMII dalam hal ini tidak ingin pemuda Kalimantan terus berlanjut menjadi korban akibat tidak ada ketegasan aparat menindak mafia tambang di Kalimantan, masih kurangkah korban meninggal akibat kelalaian aparat saat ini” Tegasnya

Sebelumnya di ketahui bahwa pada 11 Mei 2024 di kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara anak usia 16 tahun meninggal dunia di lubang tambang saat berenang di bekas lubang tambang yang di tinggal tampa di reklamasi.

Kasus tersebut menjadi daftar panjang korban meninggal di lubang tambang yang di tinggal tanpa reklamasi, data yang di Menurut data Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, sejak tahun 2011, setidaknya 47 anak telah kehilangan nyawa di lubang bekas tambang batubara di berbagai daerah di Kalimantan Timur.

Hal tersebut kemudian langsung direspon oleh PKC PMII Kaltim dengan melakukan demonstrasi di depan Mako Polda Kaltim Bersama seluruh kader PMII se-Kaltim.

Sainuddin Selaku Pengurus Koordinator Cabang PMII kaltim mengatakan saat press release setelah di lakukan pembubaran paksa oleh aparat kepolisian mengatakan sikap PMII akan terus melanjutkan gerakan demonstrasi jika aparat tidak menindak lanjutin tuntutan yang di berikan.

Berikut ini sikap dan tuntutan PMII Kaltim;
1. Kami mendesak Presiden Republik Indonesia untuk turun tangan secara langsung menangani perkara ini dengan turun blusukan di Kalimantan Timur, khususnya di lubang tambang batubara.
2. Mendesak aparat penegak hukum (APH) di Kalimantan Timur untuk melakukan investigasi terhadap semua kasus anak yang mati di lubang tambang.
3. Menuntut PJ Gubernur Kalimantan Timur untuk terlibat aktif dalam menuntaskan kasus korban lubang tambang.

4. Mendesak Polda Kaltim untuk memberantas tambang ilegal ataupun tambang legal yang tidak menaati aturan (tidak ramah keselamatan).
5. Mendesak Polda Kaltim untuk melakukan pemeriksaan terhadap lubang tambang yang belum melakukan reklamasi.
6. Mendesak Polda Kaltim untuk membongkar kasus korupsi di dunia pertambangan.

Setelah press release ketua PKC PMII menambahkan Bawah pihaknya mengutuk keras tindakan represif aparat yang dilakukan oknum kepolisian dan meminta untuk mengusut kejadian tersebut yang berakibat beberapa massa demonstran terluka parah.

“Kami sangat menyayangkan tindakan represif oknum kepolisian kepada massa hari ini, kami mengutuk keras tindakan tersebut, hari ini kami turun dalam aksi damai namun kami di perlakuan seperti ini, bukannya di temui kapolda justru kami di hadapkan oleh aparat yang seharusnya mengayomi” tutup Sainuddin saat press release.

Pihak demonstran mengaku kecewa akibat aksi damai yang seharusnya diterima baik oleh Kapolda justru berakhir chaos.