tutup
Kukar

KUA Tenggarong Ikut Gaungkan “Tepuk Sakinah”, Edukasi Pernikahan dengan Cara Menyenangkan

150
×

KUA Tenggarong Ikut Gaungkan “Tepuk Sakinah”, Edukasi Pernikahan dengan Cara Menyenangkan

Sebarkan artikel ini

Timeskaltim.com, Kukar – Fenomena “Tepuk Sakinah” kini tengah mencuri perhatian di media sosial. Tak ingin ketinggalan, Kantor Urusan Agama (KUA) Tenggarong juga turut menerapkannya dalam kegiatan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) bagi calon pengantin.

Yel-yel ini menjadi bagian dari cara baru Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) untuk menyampaikan nilai-nilai rumah tangga dengan cara yang lebih segar dan interaktif.

Kepala KUA Tenggarong, Naryanto, menyebut bahwa Tepuk Sakinah sebenarnya bukan hal baru. Program ini sudah diterapkan secara nasional di seluruh KUA sejak lama sebagai bentuk pendekatan ringan agar peserta Bimwin tidak merasa jenuh.

“Secara keseluruhan, Tepuk Sakinah itu sudah dilakukan di seluruh KUA secara massal. Itu bagian dari bimbingan bagi calon pengantin, semacam ice breaking supaya peserta tidak merasa bosan atau jenuh saat mengikuti sesi,” ujar Naryanto, pada Selasa (07/10/2025).

Ia menjelaskan, popularitas Tepuk Sakinah meningkat setelah banyak video kegiatan tersebut diunggah ke media sosial. Padahal, praktiknya telah lama dijalankan, terutama di wilayah luar Pulau Jawa.

“Baru-baru ini saja ramai diupload ke media. Kalau untuk teman-teman di luar Jawa, kegiatan seperti ini sudah dilakukan sejak lama. Kebetulan kami di Instagram KUA Tenggarong juga baru aktif kembali,” tambahnya.

Lebih dari sekadar yel-yel penyemangat, Tepuk Sakinah memiliki makna yang dalam. Setiap gerakan dan kata-kata yang diucapkan menyiratkan pesan moral tentang cinta, tanggung jawab, dan keharmonisan dalam pernikahan.

“Berpasangan tiga kali berarti meyakini suami dan istri sebagai pasangan seumur hidup. Janji Kokoh tiga kali bermakna bahwa perkawinan itu perjanjian yang sangat kuat. Saling Cinta, Saling Hormat, Saling Jaga, dan Saling Ridho mengajarkan pasangan untuk saling menghargai dalam setiap aspek kehidupan,” jelasnya.

Bagian penutup dari yel-yel “Musyawarah untuk Sakinah” juga memiliki pesan penting: mengingatkan pasangan untuk selalu berkomunikasi dan menyelesaikan persoalan rumah tangga secara bijak.

Program yang mulai dijalankan Kemenag sejak 2024 ini menjadi salah satu strategi dalam menekan angka perceraian di Indonesia. Melalui pendekatan yang lebih humanis dan menyenangkan, calon pengantin diharapkan tidak hanya memahami konsep pernikahan secara teori, tetapi juga menanamkan nilai-nilai sakinah dalam kehidupan rumah tangga mereka.

“Tiap bimbingan perkawinan pasti ada, saat awal bimbingan atau saat istirahat (ice breaking) untuk menyemangati agar catin ini semangat,” pungkas Naryanto. (Rob/Bey)