Timeskaltim.com, Kukar – Dua warga menjadi korban keracunan massal acara dalam acara hari besar keagamaan, Minggu (15/09/2024) lalu, di Desa Sebulu Ulu, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) kini meninggal dunia.
Korban tersebut yakni, Hermanto (51) warga Desa Sebulu Modern RT 11 dan Hj Ramlah (55) warga Desa Sebulu Ulu RT 009. Keduanya dinyatakan meninggal dunia, Selasa (17/09/2024) kemarin.
Diketahui, berdasarkan data terbaru yang dihimpun oleh Timeskaltim.com, total korban keracunan dalam insiden tersebut mencapai 255 orang. Dari jumlah tersebut, 33 orang masih menjalani perawatan intensif, 7 orang dirujuk ke rumah sakit lain, dan 215 orang dalam proses observasi serta perawatan ringan.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa (Kades) Sebulu Ulu, Zul Haidir, membenarkan bahwa dua warga meninggal terkait insiden keracunan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa penyebab kematian bukan semata-mata karena keracunan, melainkan adanya riwayat penyakit lain yang dialami oleh kedua korban.
“Yang meninggal juga memiliki riwayat penyakit lain, dan tidak ada hubungan dari kasus kemarin,” terang Zul Haidir pada, Rabu (18/09/2024).
“Kami juga masih menunggu hasil dari tim kesehatan terkait penyebab pasti kematian mereka,” tambahnya.
Zul juga menyampaikan, bahwa saat ini ia berada di rumah duka untuk melayat keluarga korban. Hingga kini, pihak desa masih menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti keracunan massal tersebut.
Terpisah, redaksi Times Kaltim menghubungi Kapolsek Sebulu, AKP Heru Erkahadi, melalui Kanit Reskrim IPDA I Putu Rinda Diantana. Pihaknya, juga membenarkan kasus tersebut.
“Benar, Hermanto meninggal pada pagi hari pukul 09.35 Wita, sedangkan Hj Ramlah meninggal pada malam hari pukul 22.15 Wita,” jelas Putu pada, Rabu (18/09/2024).
Putu menambahkan, kedua korban sempat dirujuk ke RSUD AM Parikesit Tenggarong, dan meskipun mereka memiliki riwayat penyakit lain, daya tahan tubuh mereka menurun akibat keracunan, yang menyebabkan kematian.
Terkait insiden ini, pihak kepolisian telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk Ketua Panitia, Ketua Masjid, dan juru masak acara.
Namun, belum ada tersangka yang ditetapkan karena polisi masih menunggu hasil laboratorium dari sampel makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan.
“Makanan tersebut dimasak sendiri oleh panitia, dan kami masih menunggu hasil lab sembari melanjutkan penyelidikan bersama pihak Puskesmas Sebulu,” pungkasnya. (Rob/Wan)