Timeskaltim.com, Jakarta – Suasana akrab dan penuh semangat mewarnai pertemuan informal bertajuk Dialog Sersan (Serius Tapi Santai) yang digelar Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA), Sabtu (28/6/2025), di Kantor Sekretariat PP ISKA, Gedung Yustinus Universitas Atma Jaya Jakarta.
Pertemuan ini menghadirkan sejumlah mantan Ketua PP ISKA dan jajaran Presidium aktif, untuk bersama-sama mengulas isu-isu strategis bangsa dan arah penguatan organisasi ke depan.
Dialog santai ini dibuka langsung oleh Ketua Umum PP ISKA, Ir. Luky A. Yusgiantoro, MSc, MSpec, PhD, yang menyambut positif inisiatif para senior dalam mempererat komunikasi lintas generasi di tubuh ISKA.
“Di tengah arus informasi dan kegaduhan sosial yang sering kali menyesatkan, kita perlu terus mengonsolidasikan kekuatan internal agar tetap produktif, adaptif, dan memberi kontribusi nyata bagi Gereja dan bangsa,” tegas Luky.
Luky menambahkan, ISKA ke depan harus lebih aktif mengawal pertumbuhan sosial-ekonomi nasional, termasuk isu strategis seperti ketahanan energi, pangan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ia juga menekankan pentingnya optimalisasi jejaring internal dan eksternal ISKA sebagai kekuatan kolaboratif.
Kaderisasi dan Komitmen Kolektif
Isu kaderisasi juga mencuat sebagai salah satu fokus internal. R. Wahyu Handoko, S.Sos, MM, Wakil Sekretaris Jenderal PP ISKA, menggarisbawahi pentingnya komitmen dalam mendampingi kader-kader muda Katolik.
“Mereka tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri. Organisasi dan para senior harus hadir memberi ruang, mentoring, bahkan akses strategis,” ucapnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal Dr. Ch. Arie Sulistiono yang juga bertindak sebagai moderator dialog, menyoroti perlunya kolektifitas dalam menyuarakan sikap organisasi.
“ISKA bukan hanya Ketua dan Sekjen. Para presidium dan kepala departemen harus berani menyampaikan pemikiran kritis, berlandaskan data dan etika,” ujarnya.
Diskusi juga menyinggung sikap organisasi dalam merespons isu publik, termasuk intoleransi, keadaban sosial, serta keadilan ekonomi. ISKA didorong untuk bersikap tegas pada prinsip dan elegan dalam pendekatan.
Komitmen untuk Daerah: Proyek Pemberdayaan Petani Kopi
Pertemuan juga menjadi wadah mempresentasikan gagasan konkret dari daerah. Jakobus Muda, Koordinator Wilayah ISKA Bali-Nusra, memaparkan rencana pemberdayaan petani kopi di Desa Nantal (Kecamatan Kuwus) dan Desa Wae Lolos (Kecamatan Sano Nggoang), Kabupaten Manggarai Barat.
Program yang menyasar GAPOKTAN, 15 kelompok tani, dan sekitar 30 petani kopi ini mendapat dukungan dari para senior ISKA yang hadir. “ISKA harus hadir nyata di daerah, bukan sekadar seminar atau diskusi,” tandas Jakobus.
Menyikapi Isu Global dan Tantangan Internasional
Sementara itu, terkait isu internasional, Drs. Prasetyo Nurharjanto, MM, menyampaikan bahwa PP ISKA sebagai bagian dari ICMICA (Gerakan Cendekiawan Katolik Internasional) akan kembali terlibat dalam forum global yang membahas pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian dunia.
“Di bawah langit yang sama, kita berkewajiban menjaga harmoni,” ujarnya.
Di akhir pertemuan, Sekjen Arie Sulistiono juga mengumumkan rencana penerbitan empat buku terbitan PP ISKA yang merangkum diskusi dan gagasan dari berbagai forum, termasuk topik seputar pemerintahan desa, pendidikan kebangsaan, dan hasil Rapimnas.
Tak hanya itu, edisi selanjutnya dari Dialog Sersan ISKA pun sudah dirancang, dengan tema antara lain: Artificial Intelligence dalam perspektif Ajaran Gereja dan Paus Fransiskus, ketahanan energi, serta pengembangan komoditas kopi.
Acara yang penuh nuansa kekeluargaan ini ditutup dengan santap siang dan foto bersama, sebagai penanda eratnya sinergi lintas generasi dalam tubuh ISKA. Pro Ecclesia Et Patria, Pro Patria et Humanitate. (Bey)