Timeskaltim.com, Kukar – Suasana pagi yang bahagia menyelimuti warga Desa Jongkang, Kecamatan Tenggarong Seberang, pada Senin (03/11/2025). Setelah penantian panjang selama bertahun-tahun, akhirnya akses vital mereka, Jembatan Sungai (Sei) Jongkang, resmi dibuka untuk umum.
Peresmian jembatan ditandai dengan doa bersama dan syukuran yang dihadiri langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Aulia Rahman Basri, bersama masyarakat setempat.
Disana, Aulia menyebutkan, pembangunan jembatan ini menjadi momentum penting dalam membuka keterisolasian wilayah Jongkang sekaligus memperkuat konektivitas logistik antarwilayah.
“Hari ini kita meresmikan Jembatan Sungai Jongkang yang melintasi Sungai Jongkang. Jongkang ini merupakan daerah strategis baru — sebenarnya sudah lama, tapi baru dikembangkan lagi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,” ujar Bupati Kukar itu.
Menurutnya, posisi Jongkang sangat strategis karena menjadi jalur alternatif menuju Kota Samarinda dan Balikpapan. Keberadaan jembatan ini memungkinkan masyarakat memangkas waktu tempuh perjalanan hingga setengah jam dibandingkan melewati jalur lama.
“Kalau kita melewati Jongkang, jarak tempuhnya bisa hanya setengah jam saja. Apalagi nanti kita bisa membuat jalur pintas mulai dari Kutekan Tanah Jara sampai ke Jembatan Mahulu, sehingga mobilitas barang dan orang akan jauh lebih cepat,” jelasnya.
Aulia mengungkapkan, penyelesaian pembangunan Jembatan Sei Jongkang yang tertunda selama lebih dari 13 tahun merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memperkuat infrastruktur dasar dan menyiapkan kawasan ini menjadi pusat ekonomi baru.
“Kenapa kita selesaikan Jembatan Jongkang yang selama 13 tahun tidak tertangani, karena kita melihat pentingnya jalur Jongkang ini sebagai jalur logistik selain jalur tua yang sudah dimiliki Kukar,” ungkapnya.
Selain sebagai jalur penghubung strategis, kawasan Jongkang kini dirancang sebagai kota baru penyangga Tenggarong. Aulia menjelaskan, pemerintah daerah telah menyiapkan sejumlah rencana pengembangan ekonomi dan fasilitas publik di kawasan tersebut.
“Memang kita sudah mendesain kota baru di daerah Jongkang. Ada beberapa spot yang sudah disiapkan. Sekarang sudah mulai banyak kegiatan industri berjalan, seperti perkapalan dan dok-dokan kapal. Lahannya masih sangat luas dan memungkinkan untuk kita tata dengan baik dan rapi,” katanya.
Menurutnya, Jongkang sebelumnya sempat direncanakan menjadi pelabuhan peti kemas, namun rencana itu batal karena terbatasnya ruang navigasi akibat banyaknya jembatan di alur Sungai Mahakam. Meski begitu, Aulia menilai Jongkang tetap punya potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan modern dengan fungsi ekonomi dan sosial baru.
“Kita berharap nanti di Jongkang ini bisa muncul kota baru. Bahkan kita sudah merencanakan pembangunan mal, sekolah internasional, serta sekolah nasional Bhayangkari di wilayah Tenggarong Seberang. Di jalur ini juga sudah berdiri Rumah Sakit Parikesit yang bertaraf internasional,” ungkapnya optimistis.
Dengan dibukanya Jembatan Sei Jongkang, arah pembangunan Kukar di wilayah tengah kian jelas. Infrastruktur bukan lagi sekadar fasilitas penghubung, tetapi fondasi bagi lahirnya kawasan ekonomi baru yang mampu menumbuhkan perdagangan, industri, dan kualitas hidup masyarakat.
“Kami ingin Jongkang menjadi contoh bagaimana infrastruktur bisa melahirkan pusat pertumbuhan baru, yang terencana, berkelanjutan, dan memberi manfaat langsung bagi warga,” tutup Bupati Aulia.
Sebagai informasi, Jembatan Sei Jongkang tersebut merupakan salah satu penghubung jalan poros antara Kabupaten Kukar, di wilayah Tenggarong Seberang, melalui Desa Telok Dalam – Jongkang menuju Kota Samarinda. (Adv/Rob/Bey)














