Samarinda

Buntut Jembatan Mahakam Ditabrak, Dua Massa Aksi KSOP Samarinda Ricuh

120
×

Buntut Jembatan Mahakam Ditabrak, Dua Massa Aksi KSOP Samarinda Ricuh

Sebarkan artikel ini
Tangkap layar situasi kedua kubu gelar masa aksi di depan Kantor KSOP Kota Samarinda. (Ist).

Timeskaltim.com, Samarinda – Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim (AMPM), menggelar aksi unjuk rasa, di depan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda, pada Rabu (12/3/2025).

Aksi tersebut merupakan aksi tandingan, yang dilakukan untuk merespon aksi yang dilakukan oleh Barisan Opisis Rakyat Nasional Elaborasi Organisasi (BORNEO).

Salah satu masa aksi AMPM, Rusdi, mengungkapkan bahwa tuntutan aksi yang disampaikan oleh (BORNEO), agar arus lalu lintas tongkang batu bara di jembatan Mahakam, ditutup total sangat tidak berdasar.

“Banyak hak-hak orang yang berkerja, dengan mengandalkan dari itu bisa saja nanti mereka di PHK,” ungkapnya.

Ia juga tegas mengatakan bahwa pihaknya dari AMPM sangat menolaj adanya tuntuntan seperti itu.

“Satu item itu saja yang kami minta, jangan sampai jembatan itu ditutup. Kalau untuk hal-hal yang lain terserah saja,” ucap Rusdi.

Kendati demikian, menurut Rusdi bahwa pihaknya mengakui jika keputusan tentang penutupan jembatan itu ada di KSOP Samarinda.

Namun, hal yang paling pihaknya tekankan ialah, apakah dengan ditutupnya arus lalu lintas dibawa jembatan memliki tujuan yang baik.

“Iya keputusan finalnya memang disini. Sekarang kalau jembatan ini ditutup, manfaat apa yang akan didapat, dan ini justru akan menimbulkan pengangguran,” timpalmya.

Lebih lanjut pihaknya menekankan, yang seyoginya dilakukan tentu memberi evaluasi, terhadap cara kerja kapal pendamping/pengawal ketika kapal pengangkut batu bara ini lewat tepat dibawa jembatan.

“Pembangunan fender (pelindung jembatan) seharusnya lebih kokoh. Mengingat bahwa fungsi dari fender ini memang sebagai pelindung ketika ada kapal yang menabrak,” timpalnya.

Sehingga, diakhir wawancara ia tegas mempertanyakan apa relevansinya permintaan penutupan arus lalu lintas di bawah jembatan oleh aliansi BORNEO.

“Itu yang tidak jelas kenapa harus ditutup. Penutupan itu saya rasa sangat berpengaruh terhadap perekonomian baik perusahan dan juga para pekerja,” pungkasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan pantau wartawan Timeskaltim.com, dilapangan, kedua organisasi ini AMPM dan BORNEO terlihat hampir bentrok. Hal tersebut memaksa aparat kepolisian turut mengamankan kedua kelompok unjuk rasa. (Has/Bey)

error: Content is protected !!