AdvertorialDPRD Kota SamarindaSamarinda

Komisi IV DPRD Samarinda Tanggapi Pembagian BLT Yang Terlalu Kecil Bagi Masyarakat 

34
×

Komisi IV DPRD Samarinda Tanggapi Pembagian BLT Yang Terlalu Kecil Bagi Masyarakat 

Sebarkan artikel ini

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain.(Ist)

Timeskaltim.com, Samarinda – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk kompensasi atas naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Hal tersebut ditanggapi Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain.

Ia menyebut, bantuan yang didistribusikan terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat setempat. 

“Jika bantuan diberikan Rp 600 ribu selama 4 bulan, maka per bulan masyarakat mendapatkan Rp150 ribu. Ini artinya per hari bantuan hanya Rp5 ribu alias goceng,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, Senin (26/9/2022) siang.

Dia menjelaskan, jika harga BBM naik 30 persen, artinya pengeluaran harian bisa naik setinggi itu rata-rata apalagi di perkotaan.

“Karena pengeluaran untuk transportasi ditambah harga pangan yang ikut naik tentu lebih dari Rp 5.000 per hari,” bebernya

Selain itu Bansos juga hanya menyasar orang miskin, lantas bagaimana dengan kelas menengah rentan yang belum di-cover oleh bansos.

“Bansos juga hanya menyasar orang miskin, bagaimana dengan kelas menengah rentan yang belum di-cover oleh bansos,” ungkap Sani.

Dia menjelaskan dengan bantuan subsidi upah sebesar Rp 150 ribu/bulan selama 4 bulan kepada buruh, menurut Sani ini hanya “gula-gula saja” untuk meredam protes.

“Tidak mungkin uang Rp 150 ribu/bulan akan menutupi kenaikan harga akibat inflasi yang meroket,” jelas dia. 

Lebih lanjut, Sani juga mengatakan tak ingin BLT tersebut disalurkan namun tidak tepat sasaran.

“Apakah data penerima di daerah dan di pusat sudah sinkron? Kedua, bagaimana mekanisme masyarakat yang masuk kriteria penerima bansos, tapi tidak dapat? Kemana mereka mengadu dan siapa yang akan membayar?” ucapnya.

“Keberpihakan pemerintah pusat diuji. Apakah mereka betul-betul berpihak pada rakyat atau hanya menjadikan masyarakat menjadi pemikul beban untuk menstabilkan APBN,” pungkasnya. (Adv/Wan)